Assalamualaikum wr wb,
menyedihkan memang melihat saudara-saudara kami di Palestina yang dibunuh, terutama anak-anak kecil yang tidak berdosa, lebih kurang 1000 lebih anak2 palestina mati syahid..
jika memang hidup bernegara itu butuh kedamaian, kemerdekaan dan beragama itu indah, kenapa ada zionist didunia ini...., kenapa meski perang dan membantai hanya karena sebuah kekuasaan, hai para negara adikuasa, BUMI ini diciptakan untuk tidak dibuat gerah, kami umat muslim tidak pernah sedikit pun merasakan takut mati karena kami berada dijalan benar, jika kami punya emosional tingkat tinggi, kami tidak tinggal diam melihat saudara kami dibantai...., tapi kami punya pedoman dalam hidup, dan kami tahu siapa yang punya kuasa atas ini...
dan kami berpegang pada kalimat ALLAH SWT :
"Tidak ada satupun daun yang bergerak kecuali atas kuasa ALLAH SWT",
jika memang palestina ditakdirkan untuk menjadi syuhada, insyaallah surga ALLAH SWT itu ada untuk mereka
Hai Ibu2 palestina, Pahala ALLAH SWT lebih indah dari air mata seorang ibu yang menangisi kematian anaknya,dan yakinlah bahwa kalian hidup di palestina adalah orang2 yang terpilih, jauh dari kenikmatan duniawi yang indah secara abstrack, buruk dan busuk seperti bangkai kambing yang pincang secara konkrit....
“Bisa saja saya memusnahkan semua Yahudi di DUNIA, tapi saya
sisahkan sedikit saja yang hidup, agar kamu tahu mengapa alasan saya
membunuh mereka” inilah Ucapan Hitler.
ALLAH SWT punya alasan menciptakan makhluknya didunia ini, setiap makhluk didunia ini punya peranan penting, seandainya ALLAH SWT mempunyai sifat muak yang ada pada diri seorang manusia yang hina, tentulah bukan TUHAN namanya, apapun yang terjadi didalam kehidupan cukup ALLAH SWT yang tahu itu semua,..
Bagi saudaraku umat muslim didunia,berpegang teguhlah pada agama ALLAH SWT, cari lah jalan ALLAH SWT walaupun itu pahit
Senin, 26 November 2012
Rabu, 21 November 2012
Met Milad Special for Someone in my Heart "AC"
Assalamualaikum wr wb,
si Ani pergi kepasar beli kue
trus kuenya dimakan ama gue
kemaren ultahnya kantor gue
eh sekarang ultahnya yayang gue, hehehehehe
~_*, alhamdulillah mas Andika bertambah usianya jadi 28 tahun itu tandanya semakin tua, tambah matang...kapan donk ngelamar gue,hehehhe
aduh bingung nich mau nulis apa....yang jelas ana ada doa buat antum (maz Dik), insyaallah ALLAH SWT berkenan mengabulkan doa ana (ini doa khusus ana ma ALLAH SWT yang tahu), lagian ngapain doa ditulis di Blog..ya kan
kalau ucapan selametan buat Maz Dika ada ,nie ucapannya
, " Happy Milad ya my honey, semoga usiamu tambah barokah, selalu menjadi Anak yang berguna bagi agama, orang tua, negara dan semua orang baik, dan selalu bermuhasabah, selalu tekun beribadah, mencari rejeki, dan ridhonya ALLAH SWT" Amiiiin 99X ya Robbal Alamin "
jangan lupa ya mas candlelight dinnernya... ~_^ ditunggu
si Ani pergi kepasar beli kue
trus kuenya dimakan ama gue
kemaren ultahnya kantor gue
eh sekarang ultahnya yayang gue, hehehehehe
~_*, alhamdulillah mas Andika bertambah usianya jadi 28 tahun itu tandanya semakin tua, tambah matang...kapan donk ngelamar gue,hehehhe
aduh bingung nich mau nulis apa....yang jelas ana ada doa buat antum (maz Dik), insyaallah ALLAH SWT berkenan mengabulkan doa ana (ini doa khusus ana ma ALLAH SWT yang tahu), lagian ngapain doa ditulis di Blog..ya kan
kalau ucapan selametan buat Maz Dika ada ,nie ucapannya
, " Happy Milad ya my honey, semoga usiamu tambah barokah, selalu menjadi Anak yang berguna bagi agama, orang tua, negara dan semua orang baik, dan selalu bermuhasabah, selalu tekun beribadah, mencari rejeki, dan ridhonya ALLAH SWT" Amiiiin 99X ya Robbal Alamin "
jangan lupa ya mas candlelight dinnernya... ~_^ ditunggu
Selasa, 20 November 2012
Indosat Birthday 45 years
Assalamualaikum wr wb,
Orang Melayu punya Adat
Dirgahayu Indosat
Hari ini, Indosat merayakan Ultahnya yang ke 45 tahun, wah dah tua ya, tapi tetep exist ja ^^,
Acaranya hari ini dimulai dengan Potong tumpeng, Donor Darah,Peresmian Outlet Care, ada tarian Gangnam style persembahan Community Sekolah Indosat, Makan siang bersama all karyawan Indosat, ada therapy gratis juga dari miracle,, Acoustic live, dan pesta kembang api malamnya, wah seru abiez dech pokoknya..
dari gue, Met milad ya Indosat," Semoga kedepan semakin Jaya dan Sukses Selalu" Amiiiiin...
And terima kasih ya buat Mas Anggi & Mas Benny, cucok kakak acaranya, ~_* tuh benny ampe laper
oh ya wat temen2 yang mau gadget murah, langsung cus dech sampai tgl 25 November nanti nich ya, Indosat menghadirkan Bursa Gadget murah di Panbill Mall,...cap cus nek..jgn sampai ketinggalan... \^o^/
Orang Melayu punya Adat
Dirgahayu Indosat
Hari ini, Indosat merayakan Ultahnya yang ke 45 tahun, wah dah tua ya, tapi tetep exist ja ^^,
Acaranya hari ini dimulai dengan Potong tumpeng, Donor Darah,Peresmian Outlet Care, ada tarian Gangnam style persembahan Community Sekolah Indosat, Makan siang bersama all karyawan Indosat, ada therapy gratis juga dari miracle,, Acoustic live, dan pesta kembang api malamnya, wah seru abiez dech pokoknya..
dari gue, Met milad ya Indosat," Semoga kedepan semakin Jaya dan Sukses Selalu" Amiiiiin...
And terima kasih ya buat Mas Anggi & Mas Benny, cucok kakak acaranya, ~_* tuh benny ampe laper
oh ya wat temen2 yang mau gadget murah, langsung cus dech sampai tgl 25 November nanti nich ya, Indosat menghadirkan Bursa Gadget murah di Panbill Mall,...cap cus nek..jgn sampai ketinggalan... \^o^/
Gangnam Style,Community School of Indosat present |
Benny gie maem, kacian dr siang sibuk, dan Anggi exits mulu.. :) |
Ibu2 pejabat nech,,hehehhe, bukan ibu2 arisan wkwkwkwkwk |
dimana ada background bagus, disitu kakak foto dek, ckckckkckck ~_^ |
Cup Cake Indosat 45,cucok dech \^o^/ |
I love Indosat, Indosat 45 untukmu Indonesia |
Selasa, 13 November 2012
Harta Umar Bin Khatab
Assalamualaikum Wr Wb,
Semasa hidup beliau kita telah banyak mendengar kisah-kisahnya, dan beliau juga terkenal sebagai AL-Faruk yang bisa membedakan yang mana Hak dan yang Batil..
Ada beberapa wasiat yang ditinggalkan semasa hidup beliau, berikut harta yang paling berharga tersebut :
Semasa hidup beliau kita telah banyak mendengar kisah-kisahnya, dan beliau juga terkenal sebagai AL-Faruk yang bisa membedakan yang mana Hak dan yang Batil..
Ada beberapa wasiat yang ditinggalkan semasa hidup beliau, berikut harta yang paling berharga tersebut :
- Jika engkau menemukan cela pada seseorang dan engkau hendak mencacinya, maka cacilah dirimu. Karena celamu lebih banyak darinya.
- Bila engkau hendak memusuhi seseorang, maka musuhilah perutmu dahulu. Karena tidak ada musuh yang lebih berbahaya terhadapmu selain perut.
- Bila engkau hendak memuji seseorang, pujilah Allah. Karena tiada seorang manusia pun lebih banyak dalam memberi kepadamu dan lebih santun lembut kepadamu selain Allah.
- Jika engkau ingin meninggalkan sesuatu, maka tinggalkanlah kesenangan dunia. Sebab apabila engkau meninggalkannya, berarti engkau terpuji.
- Bila engkau bersiap-siap untuk sesuatu, maka bersiplah untuk mati. Karena jika engkau tidak bersiap untuk mati, engkau akan menderita, rugi ,dan penuh penyesalan.
- Bila engkau ingin menuntut sesuatu, maka tuntutlah akhirat. Karena engkau tidak akan memperolehnya kecuali dengan mencarinya.
Senin, 12 November 2012
Khalifah Umar Bin Khattab dan Penggali Parit
Assalamualaikum Wr Wb,
Mungkin kisah ini sering dibaca oleh teman2, nah karena cerita ini seru dan bagus, reminder lagi donk biar cerita ini melekat dihati kita....
Berikut kisahnya,...
Umar bin Khattab tidak saja di
kenal sebagai khalifah yang berwibawa, tapi juga sederhana dan merakyat. Untuk
mengetahui keadaan rakyatnya, Umar tak segan-segan menyamar jadi rakyat biasa.
Ia sering berjalan-jalan ke
pelosok desa seorang diri. Pada saat seperti itu tak seorang pun mengenalinya
bahwa ia sesungguhnya kepala pemerintahan. Kalau ia menjumpai rakyatnya sedang
kesusahan, ia pun segera memberi bantuan.
Umar sadar, apa yang ada di
tangannya saat itu bukanlah miliknya melainkan milik rakyat. Untuk itu Umar
melarang keras anggota keluarganya berfoya-foya. Ia selalu berhemat dalam
menggunakan keperluannya sehari-hari. Karena hematnya, untuk menggunakan lampu
saja keluarga amirulmukminin ini amat berhati-hati. Lampu minyak itu baru
dinyalakan bila ada pembicaraan penting. Jika tidak, lebih baik tidak pakai
lampu.
“Anak-anakku, lebih baik kita
bicara dalam gelap. Sebab, minyak yang digunakan untuk menyalakan lampu ini
milik rakyat!” sahut khalifah ketika anaknya ingin bicara di tengah malam.
Dalam hidupnya, Umar senantiasa
memegang teguh amanat yang diembankan rakyat di pundaknya. Pribadi Umar yang
begitu mulia terdengar dimana-mana. Seluruh rakyat sangat menghormatinya.
Rupanya, cerita tentang keagungan Khalifah Umar ini terdengar pula oleh seorang
raja negara tetangga. Raja tertarik dan ingin sekali bertemu dengan Umar.
Maka pada suatu hari
dipersiapkanlah tentara kerajaan untuk mengawalnya berkunjung ke pemerintahan
Umar. Ketika raja itu sampai di gerbang kota Madinah, dilihatnya seorang lelaki
sedang sibuk menggali parit dan membersihkan got di pinggir jalan. Lalu, di
panggilnya laki-laki itu.
“Wahai saudaraku!” seru raja
sambil duduk di atas pelana kuda kebesarannya.
“Bisakah kau menunjukkan di mana
letak istana dan singgasana Umar?” tanyanya kemudian. Lelaki itu segera
menghentikan pekerjaannya. Lalu, ia memberi hormat.
“Wahai Tuan, Umar manakah yang
Tuan maksudkan?” si penggali parit balik bertanya.” Umar bin Khattab kepala
pemerintahan kerajaan Islam yang terkenal bijaksana dan gagah berani,” kata
raja. Lelaki penggali parit itu tersenyum. “Tuan salah terka. Umar bin Khattab
kepala pemerintahan Islam sebenarnya tidak punya istana dan singgasana seperti
yang tuan duga. Ia orang biasa seperti saya,” terang si penggali parit,”.
“Ah benarkah? Mana mungkin kepala
pemerintahan Islam yang terkenal agung seantero negeri itu tak punya istana?”
raja itu mengerutkan dahinya.
“Tuan tidak percaya? Baiklah,
ikuti saya,” sahut penggali parit itu.
Lalu diajaknya rombongan raja itu
menuju “istana” Umar. Setelah berjalan menelusuri lorong-lorong kampung, pasar,
dan kota, akhirnya mereka tiba di depan sebuah rumah sederhana. Diajaknya tamu
kerajaan itu masuk dan dipersilakannya duduk. Penggali parit itu pergi ke
belakang dan ganti pakaian. Setelah itu ditemuinya tamu kerajaan itu. “Sekarang
antarkanlah kami ke kerajaan Umar!”kata raja itu tak sabar.
Penggali parit tersenyum. “Tuan
raja, tadi sudah saya katakan bahwa Umar bin Khattab tidak mempunyai kerajaan.
Bila tuan masih juga bertanya di mana letak kerajaan Umar itu, maka saat ini
juga tuan-tuan sedang berada di dalam istana Umar!”
Hah?!” Raja dan para pengawalnya
terbelalak. Tentu saja mereka terkejut. Sebab, rumah yang di masukinya itu
tidak menggambarkan sedikitpun sebagai pusat kerajaan. Meski rumah itu tampak
bersih dan tersusun rapi, namun sangat sederhana.
Rupanya raja tak mau percaya
begitu saja. Ia pun mengeluarkan pedangnya. Lalu berdiri sambil mengacungkan
pedangnya.
“Jangan coba-coba menipuku!
Pedang ini bisa memotong lehermu dalam sekejap!” ancamnya melotot.
Penggali parit itu tetap
tersenyum. Lalu dengan tenangnya, ia pun berdiri.” Di sini tidak ada rakyat
yang berani berbohong. Bila ada, maka belum bicara pun pedang telah menebas
lehernya. Letakkanlah pedang Tuan. Tak pantas kita bertengkar di istana Umar,”
kata penggali parit. Dengan tenang ia memegang pedang raja dan memasukkannya
kembali pada sarungnya.
Raja terkesima melihat keberanian
dan ketenangan si penggali parit. Antara percaya dan tidak, dipandanginya wajah
penggali parit itu. Lantas, ia menebarkan kembali pandangannya menyaksikan
“istana” Umar itu. Muncullah pelayan-pelayan dan pengawal-pengawal untuk
menjamu mereka dengan upacara kebesaran. Namun, raja itu belum juga percaya.
“Benarkah ini istana
Umar?”tanyanya pada pelayan-pelayan.
“Betul, Tuanku, inilah istana
Umar bin Khattab,” jawab salah seorang pelayan.
“Baiklah,” katanya. Raja memang
harus mempercayai ucapan pelayan itu.
“Tapi, dimanakah Umar? Tunjukkan
padaku, aku ingin sekali bertemu dengannya dan bersalaman dengannya!” ujar sang
raja.
Dengan sopan pelayan itu pun
menunjuk ke arah lelaki penggali parit yang duduk di hadapan raja.” Yang duduk
di hadapan Tuan adalah Khalifah Umar bin Khattab” sahut pelayan itu.
“Hah?!” Raja kini benar-benar
tercengang. Begitu pula para pengawalnya.
“Jad…jadi, anda Khalifah Umar
itu…?” tanya raja dengan tergagap.
Si penggali parit mengangguk
sambil tersenyum ramah.
“Sejak kita pertemu pertama kali
di pintu gerbang kota Madinah, sebenarnya Tuan sudah berhadapan dengan Umar bin
Khattab!” ujarnya dengan tenang.
Kemudian raja itu pun langsung
menubruk Umar dan memeluknya erat sekali. Ia sangat terharu bahkan menangis
melihat kesederhanaan Umar. Ia tak menyangka, Khalifah yang namanya disegani di
seluruh negeri itu, ternyata rela menggali parit seorang diri di pinggir kota.
Sejak itu, raja selalu mengirim
rakyatnya ke kota Madinah untuk mempelajari agama Islam.
source : Islamic stories
Selasa, 06 November 2012
Umar bin Khattab dan sungai Nil
Assalamualaikum Wr Wb,
Bagus banget nie guys ceritanya....Suhanallah :)
Umar bin Khattab dan sungai Nil
Pada masa jahiliah, sungai Nil tidak mengalir sehingga setiap tahun dilemparlah tumbal berupa seorang perawan ke dalam sungai tersebut. Ketika Islam datang, sungai Nil yang seharusnya sudah mengalir, ternyata tidak mengalir. Penduduk Mesir kemudian mendatangi 'Amr bin 'Ash dan melaporkan bahwa sungai Nil kering sehingga diberi tumbal dengan melempar seorang perawan yang dilengkapi dengan perhiasan dan pakaian terbaiknya. Kemudia 'Amr bin Ash r.a. berkata kepada mereka, "Sesungguhnya hal ini tidak boleh dilakukan karena Islam telah menghapus tradisi tersebut." Maka penduduk Mesir bertahan selama 3 bulan dengan tidak mengalirnya sungai Nil, sehingga mereka benar-benar menderita.
'Amr menulis surat kepada Khalifah 'Umar bin Khattab untuk menceritakan peristiwa tersebut. Dalam surat jawaban untuk 'Amr bin 'Ash, 'Umar menyatakan, "Engkau benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku mengirim secarik kertas untukmu, lemparkanlah kertas itu ke sungai Nil!" Kemudian 'Amr membuka kertas tersebut sebelum melemparnya ke sungai Nil. Ternyata kertas tersebut berisi tulisan Khalifah 'Umar untuk sungai Nil di Mesir yang menyatakan, "Jika kamu mengalir karena dirimu sendiri, maka jangan mengalir. Namun jika Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa yang mengalirkanmu, maka kami mohon kepada Allah yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk membuatmu mengalir."
Kemudian 'Amr melempar kertas tersebut ke sungai Nil sebelum kekeringan benar-benar terjadi. Sementara itu penduduk Mesir telah bersiap-siap untuk pindah meninggalkan Mesir. Pagi harinya, ternyata Allah s.w.t telah mengalirkan sungai Nil enam belas hasta dalam satu malam.
Jadi untuk apa mengeramatkan suatu tempat atau benda ... karena ada yang lebih berkuasa atas segala sesuatu .... mohonlah kepada-Nya... jangan kepada benda!
Sumber: "Kisah-kisah Karamah Wali Allah", karangan Yusuf bin Ismail an-Nabhani.
Bagus banget nie guys ceritanya....Suhanallah :)
Umar bin Khattab dan sungai Nil
Pada masa jahiliah, sungai Nil tidak mengalir sehingga setiap tahun dilemparlah tumbal berupa seorang perawan ke dalam sungai tersebut. Ketika Islam datang, sungai Nil yang seharusnya sudah mengalir, ternyata tidak mengalir. Penduduk Mesir kemudian mendatangi 'Amr bin 'Ash dan melaporkan bahwa sungai Nil kering sehingga diberi tumbal dengan melempar seorang perawan yang dilengkapi dengan perhiasan dan pakaian terbaiknya. Kemudia 'Amr bin Ash r.a. berkata kepada mereka, "Sesungguhnya hal ini tidak boleh dilakukan karena Islam telah menghapus tradisi tersebut." Maka penduduk Mesir bertahan selama 3 bulan dengan tidak mengalirnya sungai Nil, sehingga mereka benar-benar menderita.
'Amr menulis surat kepada Khalifah 'Umar bin Khattab untuk menceritakan peristiwa tersebut. Dalam surat jawaban untuk 'Amr bin 'Ash, 'Umar menyatakan, "Engkau benar bahwa Islam telah menghapus tradisi tersebut. Aku mengirim secarik kertas untukmu, lemparkanlah kertas itu ke sungai Nil!" Kemudian 'Amr membuka kertas tersebut sebelum melemparnya ke sungai Nil. Ternyata kertas tersebut berisi tulisan Khalifah 'Umar untuk sungai Nil di Mesir yang menyatakan, "Jika kamu mengalir karena dirimu sendiri, maka jangan mengalir. Namun jika Allah Yang Maha Esa dan Maha Perkasa yang mengalirkanmu, maka kami mohon kepada Allah yang Maha Esa dan Maha Perkasa untuk membuatmu mengalir."
Kemudian 'Amr melempar kertas tersebut ke sungai Nil sebelum kekeringan benar-benar terjadi. Sementara itu penduduk Mesir telah bersiap-siap untuk pindah meninggalkan Mesir. Pagi harinya, ternyata Allah s.w.t telah mengalirkan sungai Nil enam belas hasta dalam satu malam.
Jadi untuk apa mengeramatkan suatu tempat atau benda ... karena ada yang lebih berkuasa atas segala sesuatu .... mohonlah kepada-Nya... jangan kepada benda!
Sumber: "Kisah-kisah Karamah Wali Allah", karangan Yusuf bin Ismail an-Nabhani.
Anugerah Ilahi kepada Amirul Mukminin Umar Bin Khatab
Assalamualaikum Wr Wb,
Lagi...lagi..lagi dan banyak lagi kisah2 para sahabat, apalagi my Idol Khalifah Umar bin Khatab..
ngak tahu ya kenapa suka banget sama Beliau, dari ceritanya memang beliau sosok yang keras, dan ditakuti oleh banyak kaum pada masanya...tapi ALLAH SWT memberikan hidayah yang luar biasa ... Subhanallah..
mau tahu Anugerahnya..
1) Islamnya Umar Bin Khatab,
Dahulu Rasulullah berdoa , beliau mengiginkan islam antara Umar dan Abu Jahal, Subhanallah ALLAH SWT lebih memilih Khalifah Umar
2) Bidadari Umar Bin Khatab,
Ketika Rasulullah Mi'raj, ketika beliau berada ditaman-taman surga, beliau melihat sekumpulan Bidadari, namun ada satu Bidadari yang begitu berbeda dari yang lainnya, Bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu,Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Jibril a.s.,"Wahai Jibril, bidadari siapakah itu"?.Malaikat Jibril a.s. menjawab, "Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu Umar r.a". Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian
bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Karena sahabatmu itu selalu memenuhi kehendak Allah s.w.t. maka saat itu juga Allah s.w.t. menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya"
3) Makamnya berdekatan dengan Rasulullah
Dalam hidupnya, Umar selalu menyayangi Rasulullah, ketika beliau tiada pun ingin selalu dekat dengan Rasulullah, begitu cintanya beliau terhadap Rasulullah..
4) Dijamin Surganya ALLAH SWT
Surganya ALLAH SWT sangat mahal dan butuh perjuangan untuk mencapai itu semua, para sahabat banyak mengalami rintangan dan cobaan, tapi cobaan dan rintangan itu tidak menghambat beliau untuk tetap teguh menegakkan tiang agama ALLAH SWT.
T_T Subhanallah
Lagi...lagi..lagi dan banyak lagi kisah2 para sahabat, apalagi my Idol Khalifah Umar bin Khatab..
ngak tahu ya kenapa suka banget sama Beliau, dari ceritanya memang beliau sosok yang keras, dan ditakuti oleh banyak kaum pada masanya...tapi ALLAH SWT memberikan hidayah yang luar biasa ... Subhanallah..
mau tahu Anugerahnya..
1) Islamnya Umar Bin Khatab,
Dahulu Rasulullah berdoa , beliau mengiginkan islam antara Umar dan Abu Jahal, Subhanallah ALLAH SWT lebih memilih Khalifah Umar
2) Bidadari Umar Bin Khatab,
Ketika Rasulullah Mi'raj, ketika beliau berada ditaman-taman surga, beliau melihat sekumpulan Bidadari, namun ada satu Bidadari yang begitu berbeda dari yang lainnya, Bidadari itu menyendiri dan tampak sangat pemalu,Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Jibril a.s.,"Wahai Jibril, bidadari siapakah itu"?.Malaikat Jibril a.s. menjawab, "Bidadari itu adalah diperuntukkan bagi sahabatmu Umar r.a". Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dari bidadari yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian
bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Karena sahabatmu itu selalu memenuhi kehendak Allah s.w.t. maka saat itu juga Allah s.w.t. menjadikan seorang bidadari untuknya sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya"
3) Makamnya berdekatan dengan Rasulullah
Dalam hidupnya, Umar selalu menyayangi Rasulullah, ketika beliau tiada pun ingin selalu dekat dengan Rasulullah, begitu cintanya beliau terhadap Rasulullah..
4) Dijamin Surganya ALLAH SWT
Surganya ALLAH SWT sangat mahal dan butuh perjuangan untuk mencapai itu semua, para sahabat banyak mengalami rintangan dan cobaan, tapi cobaan dan rintangan itu tidak menghambat beliau untuk tetap teguh menegakkan tiang agama ALLAH SWT.
T_T Subhanallah
Khalifah Umar bin Khattab, Gubuk Yahudi Tua dan Sepotong Tulang
Assalamualaikum Wr Wb,
Next diawal November yang ceria, aku mau isi blog tentang my Idol yaitu Khalifah Umar Bin Khattab
setelah baca cerita ini, merinding....aku ngak bisa ngomong apa2, langsung dibaca aja, 1000X lipat ngak nyesel...
Adil bagi Semua Golongan
Sejak diangkat menjadi gubernur Mesir oleh Khalifah Umar bin Khattab, Amr bin Ash menempati sebuah istana megah yang di depannya terhampar sebidang tanah kosong berawa-rawa, dan diatasnya hanya terdapat gubuk reyot yang hampir roboh. Selaku gubernur, ia menginginkan agar di atas tanah tersebut, didirikan sebuah masjid yang indah dan mewah agar seimbang dengan istananya. Apalagi Amr bin Ash tahu bahwa tanah dan gubuk itu ternyata milik seorang yahudi. Maka yahudi tua pemilik tanah itu dipanggil menghadap istana untuk merundingkan rencana Gubernur Amr bin Ash.
“Hei Yahudi, berapa harga jual tanah milikmu sekalian gubuknya? Aku hendak membangun masjid di atasnya.”
Yahudi itu menggelengkan kepalanya, “Tidak akan saya jual, Tuan.”
“Kubayar tiga kali lipat dari harga biasa?” tanya Gubernur menawarkan keuntungan yang besar.
“Tetap tidak akan saya jual” jawab si Yahudi.
“Akan kubayar lima kali lipat dibanding harga yang umum!” desak Gubernur.
Yahudi itu mempertegas jawabannya, “Tidak.”
Maka sepeninggal kakek beragama Yahudi itu, Amr bin Ash memutuskan melalui surat untuk membongkar gubuk reyotnya dan mendirikan masjid besar di atas tanahnya dengan alasan kepentingan bersama dan memperindah pemandangan mata. Yahudi pemilik tanah dan gubuk tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi tindakan penguasa. Ia cuma mampu menangis dalam hati. Namun ia tidak putus asa memperjuangkan haknya. Ia bertekad hendak mengadukan perbuatan gubernur tersebut kepada atasannya di Madinah, yaitu Khalifah Umar bin Khattab.
Sungguh ia tak menyangka, Khalifah yang namanya sangat tersohor itu tidak mempunyai istana yang mewah. Ia bahkan diterima Khalifah di halaman masjid Nabawi, di bawah sebatang pohon kurma yang rindang.
“Ada keperluan apa Tuan datang jauh-jauh kemari dari Mesir?” tanya Khalifah Umar. Walaupun Yahudi tua itu gemetaran berdiri di depan Khalifah, tetapi kepala negara yang bertubuh tegap itu menatapnya dengan pandangan sejuk sehingga dengan lancar ia dapat menyampaikan keperluannya dari semenjak kerja kerasnya seumur hidup untuk dapat membeli tanah dan gubuk kecil, sampai perampasan hak miliknya oleh gubernur Amr bin Ash dan dibangunnya masjid megah diatas tanah miliknya.
Umar bin Khattab mendadak merah padam mukanya. Dengan murka ia berkata, “Perbuatan Amr bin Ash sudah keterlaluan.” Sesudah agak reda emosinya, Umar lantas menyuruh Yahudi tersebut mengambil sebatang tulang dari tempat sampah yang treronggok di dekatnya. Yahudi itu ragu melakukan perintah tersebut. Apakah ia salah dengar? Oleh sang Khalifah, tulang itu digoreti huruf alif lurus dari atas ke bawah, lalu dipalang di tengah-tengahnya menggunakan ujung pedang. Kemudian tulang itu diserahkan kepada si kakek seraya berpesan, “Tuan. Bawalah tulang ini baik-baik ke Mesir, dan berikanlah pada gubernurku Amr bin Ash.”
Yahudi itu semakin bertanya-tanya. Ia datang jauh-jauh dari Mesir dengan tujuan memohonkan keadilan kepada kepala negara, namun apa yang ia peroleh? Sebuah tulang berbau busuk yang cuma digoret-goret dengan ujung pedang. Apakah Khalifah Umar tidak waras?
“Maaf, Tuan Khalifah.” ucapnya tidak puas, “Saya datang kemari menuntut keadilan, namun bukan keadilan yang Tuan berikan. Melainkan sepotong tulang yang tak berharga. Bukankah ini penghinaan atas diri saya?”
Umar tidak marah. Ia meyakinkan dengan penegasannya, “Hai, kakek Yahudi. Pada tulang busuk itulah terletak keadilan yang Tuan inginkan.”
Maka, walaupun sambil mendongkol dan mengomel sepanjang jalan, kakek Yahudi itu lantas berangkat menuju tempat asalnya dengan berbekal sepotong tulang belikat unta berbau busuk. Anehnya, begitu tulang yang tak bernilai tersebut diterima oleh gubernur Amr bin Ash, tak disangka mendadak tubuh Amr bin Ash menggigil dan wajahnya menyiratkan ketakutan yang amat sangat. Seketika itupula ia memerintahkan segenap anak buahnya untuk merobohkan masjid yang baru siap, dan supaya dibangun kembali gubuk milik kakek Yahudi serta menyerahkan kembali hak atas tanah tersebut.
Anak buah Amr bin Ash sudah berkumpul seluruhnya. Masjid yang telah memakan dana besar itu hendak dihancurkan. Tiba-tiba kakek Yahudi mendatangi gubernur Amr bin Ash dengan buru-buru.
“Ada perlu apalagi, Tuan?” tanya Amr bin Ash yang berubah sikap menjadi lembut dan penuh hormat. Dengan masih terengah-engah, Yahudi itu berkata, “Maaf, Tuan. Jangan dibongkar dulu masjid itu. Izinkanlah saya menanyakan perkara pelik yang mengusik rasa penasaran saya.”
“Perkara yang mana?” tanya gubernur tidak mengerti.
“Apa sebabnya Tuan begitu ketakutan dan menyuruh untuk merobohkan masjid yang dibangun dengan biaya raksasa, hanya lantaran menerima sepotong tulang dari Khalifah Umar?”
Gubernur Amr bin Ash berkata pelan,”Wahai Kakek Yahudi. ketahuilah, tulang itu adalah tulang biasa, malah baunya busuk. Tetapi karena dikirimkan Khalifah, tulang itu menjadi peringatan yang amat tajam dan tegas dengan dituliskannya huruf alif yang dipalang di tengah-tengahnya.”
“Maksudnya?” tanya si kakek makin keheranan.
“Tulang itu berisi ancaman Khalifah: Amr bin Ash, ingatlah kamu. Siapapun engkau sekarang, betapapun tingginya pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti akan berubah menjadi tulang yang busuk. Karena itu, bertindak adillah kamu seperti huruf alif yang lurus, adil di atas dan di bawah, Sebab, jika engkau tidak bertindak lurus, kupalang di tengah-tengahmu, kutebas batang lehermu.”
Yahudi itu menunduk terharu. Ia kagum atas sikap khalifah yang tegas dan sikap gubernur yang patuh dengan atasannya hanya dengan menerima sepotong tulang. Benda yang rendah itu berubah menjadi putusan hukum yang keramat dan ditaati di tangan para penguasa yang beriman. Maka yahudi itu kemudian menyerahkan tanah dan gubuknya sebagai wakaf. Setelah kejadian itu, ia langsung menyatakan masuk Islam.
copas from : http://saydha.wordpress.com/2012/04/19/umar-bin-khattab-yahudi-tua-dan-sepotong-tulang/
Next diawal November yang ceria, aku mau isi blog tentang my Idol yaitu Khalifah Umar Bin Khattab
setelah baca cerita ini, merinding....aku ngak bisa ngomong apa2, langsung dibaca aja, 1000X lipat ngak nyesel...
Umar bin Khattab, Yahudi Tua dan Sepotong Tulang
Adil bagi Semua Golongan
Sejak diangkat menjadi gubernur Mesir oleh Khalifah Umar bin Khattab, Amr bin Ash menempati sebuah istana megah yang di depannya terhampar sebidang tanah kosong berawa-rawa, dan diatasnya hanya terdapat gubuk reyot yang hampir roboh. Selaku gubernur, ia menginginkan agar di atas tanah tersebut, didirikan sebuah masjid yang indah dan mewah agar seimbang dengan istananya. Apalagi Amr bin Ash tahu bahwa tanah dan gubuk itu ternyata milik seorang yahudi. Maka yahudi tua pemilik tanah itu dipanggil menghadap istana untuk merundingkan rencana Gubernur Amr bin Ash.
“Hei Yahudi, berapa harga jual tanah milikmu sekalian gubuknya? Aku hendak membangun masjid di atasnya.”
Yahudi itu menggelengkan kepalanya, “Tidak akan saya jual, Tuan.”
“Kubayar tiga kali lipat dari harga biasa?” tanya Gubernur menawarkan keuntungan yang besar.
“Tetap tidak akan saya jual” jawab si Yahudi.
“Akan kubayar lima kali lipat dibanding harga yang umum!” desak Gubernur.
Yahudi itu mempertegas jawabannya, “Tidak.”
Maka sepeninggal kakek beragama Yahudi itu, Amr bin Ash memutuskan melalui surat untuk membongkar gubuk reyotnya dan mendirikan masjid besar di atas tanahnya dengan alasan kepentingan bersama dan memperindah pemandangan mata. Yahudi pemilik tanah dan gubuk tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi tindakan penguasa. Ia cuma mampu menangis dalam hati. Namun ia tidak putus asa memperjuangkan haknya. Ia bertekad hendak mengadukan perbuatan gubernur tersebut kepada atasannya di Madinah, yaitu Khalifah Umar bin Khattab.
Sungguh ia tak menyangka, Khalifah yang namanya sangat tersohor itu tidak mempunyai istana yang mewah. Ia bahkan diterima Khalifah di halaman masjid Nabawi, di bawah sebatang pohon kurma yang rindang.
“Ada keperluan apa Tuan datang jauh-jauh kemari dari Mesir?” tanya Khalifah Umar. Walaupun Yahudi tua itu gemetaran berdiri di depan Khalifah, tetapi kepala negara yang bertubuh tegap itu menatapnya dengan pandangan sejuk sehingga dengan lancar ia dapat menyampaikan keperluannya dari semenjak kerja kerasnya seumur hidup untuk dapat membeli tanah dan gubuk kecil, sampai perampasan hak miliknya oleh gubernur Amr bin Ash dan dibangunnya masjid megah diatas tanah miliknya.
Umar bin Khattab mendadak merah padam mukanya. Dengan murka ia berkata, “Perbuatan Amr bin Ash sudah keterlaluan.” Sesudah agak reda emosinya, Umar lantas menyuruh Yahudi tersebut mengambil sebatang tulang dari tempat sampah yang treronggok di dekatnya. Yahudi itu ragu melakukan perintah tersebut. Apakah ia salah dengar? Oleh sang Khalifah, tulang itu digoreti huruf alif lurus dari atas ke bawah, lalu dipalang di tengah-tengahnya menggunakan ujung pedang. Kemudian tulang itu diserahkan kepada si kakek seraya berpesan, “Tuan. Bawalah tulang ini baik-baik ke Mesir, dan berikanlah pada gubernurku Amr bin Ash.”
Yahudi itu semakin bertanya-tanya. Ia datang jauh-jauh dari Mesir dengan tujuan memohonkan keadilan kepada kepala negara, namun apa yang ia peroleh? Sebuah tulang berbau busuk yang cuma digoret-goret dengan ujung pedang. Apakah Khalifah Umar tidak waras?
“Maaf, Tuan Khalifah.” ucapnya tidak puas, “Saya datang kemari menuntut keadilan, namun bukan keadilan yang Tuan berikan. Melainkan sepotong tulang yang tak berharga. Bukankah ini penghinaan atas diri saya?”
Umar tidak marah. Ia meyakinkan dengan penegasannya, “Hai, kakek Yahudi. Pada tulang busuk itulah terletak keadilan yang Tuan inginkan.”
Maka, walaupun sambil mendongkol dan mengomel sepanjang jalan, kakek Yahudi itu lantas berangkat menuju tempat asalnya dengan berbekal sepotong tulang belikat unta berbau busuk. Anehnya, begitu tulang yang tak bernilai tersebut diterima oleh gubernur Amr bin Ash, tak disangka mendadak tubuh Amr bin Ash menggigil dan wajahnya menyiratkan ketakutan yang amat sangat. Seketika itupula ia memerintahkan segenap anak buahnya untuk merobohkan masjid yang baru siap, dan supaya dibangun kembali gubuk milik kakek Yahudi serta menyerahkan kembali hak atas tanah tersebut.
Anak buah Amr bin Ash sudah berkumpul seluruhnya. Masjid yang telah memakan dana besar itu hendak dihancurkan. Tiba-tiba kakek Yahudi mendatangi gubernur Amr bin Ash dengan buru-buru.
“Ada perlu apalagi, Tuan?” tanya Amr bin Ash yang berubah sikap menjadi lembut dan penuh hormat. Dengan masih terengah-engah, Yahudi itu berkata, “Maaf, Tuan. Jangan dibongkar dulu masjid itu. Izinkanlah saya menanyakan perkara pelik yang mengusik rasa penasaran saya.”
“Perkara yang mana?” tanya gubernur tidak mengerti.
“Apa sebabnya Tuan begitu ketakutan dan menyuruh untuk merobohkan masjid yang dibangun dengan biaya raksasa, hanya lantaran menerima sepotong tulang dari Khalifah Umar?”
Gubernur Amr bin Ash berkata pelan,”Wahai Kakek Yahudi. ketahuilah, tulang itu adalah tulang biasa, malah baunya busuk. Tetapi karena dikirimkan Khalifah, tulang itu menjadi peringatan yang amat tajam dan tegas dengan dituliskannya huruf alif yang dipalang di tengah-tengahnya.”
“Maksudnya?” tanya si kakek makin keheranan.
“Tulang itu berisi ancaman Khalifah: Amr bin Ash, ingatlah kamu. Siapapun engkau sekarang, betapapun tingginya pangkat dan kekuasaanmu, suatu saat nanti kamu pasti akan berubah menjadi tulang yang busuk. Karena itu, bertindak adillah kamu seperti huruf alif yang lurus, adil di atas dan di bawah, Sebab, jika engkau tidak bertindak lurus, kupalang di tengah-tengahmu, kutebas batang lehermu.”
Yahudi itu menunduk terharu. Ia kagum atas sikap khalifah yang tegas dan sikap gubernur yang patuh dengan atasannya hanya dengan menerima sepotong tulang. Benda yang rendah itu berubah menjadi putusan hukum yang keramat dan ditaati di tangan para penguasa yang beriman. Maka yahudi itu kemudian menyerahkan tanah dan gubuknya sebagai wakaf. Setelah kejadian itu, ia langsung menyatakan masuk Islam.
copas from : http://saydha.wordpress.com/2012/04/19/umar-bin-khattab-yahudi-tua-dan-sepotong-tulang/
Langganan:
Postingan (Atom)